Saya sih tak akan serta merta menyebut salah satu nama untuk perbandingan ahok vs risma. Sejujurnya, saya menyukai keduanya dan tidak menyukainya untuk alasan tersendiri. Tapi kalau saya jadi warga Jakarta, berikut inin beberapa pertimbangan yang akan saya gunakan.
Benci Kemiskinan, tapi Jangan Benci Orang Miskin
Jangan pernah mengira bahwa orang miskin menjadi miskin karena mereka menginginkannya. Orang yang lahir dari keluarga miskin sangat mungkin kembali miskin karena banyak faktor mulai dari didikan, asupan gizi, pendidikan, sampai dengan pergaulan yang tidak kondusif. Mereka yang kita remehkan sebagai “otak 2D”, para panasbung pengikut ormas radikal, dst adalah ekses dari jahatnya laju pembangunan yang tak kenal kata persaudaraan. Buat apa ada negara bila kompetisi dibiarkan seperti di hutan?
Saya mendukung pemimpin yang benci kemiskinan tapi bukan orang miskin. Saya tidak menyukai mereka yang melakukan aksi sepihak dengan kekerasan seperti penggusuran yang tidak menyediakan alternatif lebih baik.
Ingat juga bahwa Jakarta itu adalah “Capitol”nya Indonesia. Daerah itu menikmati pembangunan dengan derajat 100 sedangkan daerah lainnya ketinggalan jauh hanya karena masalah status ibukota. Ini artinya, siapapun pemimpin di sana hendaknya tidak semena-mena pada para pendatang yang juga banyak di antaranya warga miskin.
Mata orang kaya boleh terluka oleh pemukiman kumuh. Tapi hati orang miskin lebih menderita melihat negara seolah tak ada dan kehidupan berlaku di hutan rimba.
Kalau saya sendiri melihat, antara ahok vs risma sama-sama punya niat baik pada masalah lingkungan kumuh. Ahok dengan rusun tampak lebih galak dibanding Risma. Tapi “siapa yang tahu”? Risma kan tidak menghadapi problem setara di Surabaya. Jadi biarpun Ahok kurang simpatik pada poin ini, kita tak bisa mengatakan Risma pasti lebih baik.
Dialog
Ini yang menurut saya merupakan kelebihan sekaligus kekurangan baik Ahok maupun Risma. Ahok tampak lebih antidialog. Jangan suudzon dulu. Sikap ini meski menyebalkan ketika ia berhadapan dengan rakyat, tapi juga bagus ketika beliau bertemu dengan para elit di gedung DPR dan pemerintahan lainnya.
Risma punya poin plus di sini. Meski kita juga harus hati-hati akan kedekatannya pada Mega yang bisa berakhir seperti masalah Jokowi dan Puan.
Transportasi
Pelarangan mobil lama, motor dan bemo di kawasan tertentu… apakah itu merupakan solusi yang bagus untuk mengatasi persoalan transportasi yang membludak? Yang saya lihat sih, Ahok melakukan cara ini sambil melakukan perbaikan pada transportasi umum. Risma pun melakukan kebijakan serupa.
Yang harus dikritik pada keduanya ialah kenapa masalah transportasi hanya dibebankan pada mereka yang miskin? Mereka yang punya mobil lama, mereka yang hanya punya motor, dan mereka yang hanya naik bemo?
Yang harus dikritik pada keduanya ialah kenapa masalah transportasi hanya dibebankan pada mereka yang miskin? Mereka yang punya mobil lama, mereka yang hanya punya motor, dan mereka yang hanya naik bemo?
Ini tidak adil, dan semoga saja antara ahok vs risma bisa berlaku lebih adil ke depannya.
Pilih yang Tak Punya Hutang Politik
Di sini menurut saya dan (semoga saja benar) Ahok punya poin plus. Jangan mengira yang dilakukan Teman Ahok sia-sia meski pada akhirnya seorang Basuki Tjahaja Purnama naik kendaraan politik. Tidak. Adanya teman Ahok bisa jadi nilai tawar beliau untuk tidak menjilat para politisi yang haus uang.
Risma sendiri meski dari integritasnya meyakinkan, ditakutkan serupa Jokowi yang “You Know Lah!”
Risma sendiri meski dari integritasnya meyakinkan, ditakutkan serupa Jokowi yang “You Know Lah!”
Ahok vs Risma untuk Masalah Prostitusi
Kalau pada poin di atas, Ahok punya poin lebih tinggi, saya mengunggulkan Risma pada kasus prostitusi. Saya tidak benci dengan pelacur, dan saya kira sah saja kalau seseorang ingin menjajakan seks. Tapi ingat, banyak pelacur yang menjalani profesi itu disebabkan persoalan trafficking dan segudang alasan “menyakitkan” lainnya. Kita bukan Amerika atau Inggris yang kesejahteraan warganya terjamin dan emansipasi sudah berjalan bagus. Tidak. Selama prostitusi didominasi warga miskin, prostitusi bukanlah hak melainkan penindasan pada mereka.
Menutup prostitusi dan menggandeng mereka untuk menjadi wanita mandiri yang bisa bangkit dari keterpurukan harus diupayakan. Saya sangat salut dengan apa yang dilakukan Risma pada Dolly. Semoga Pak Ahok bisa melakukan hal yang sama kalau nanti ia terpilih lagi menjadi gubernur DKI.
Ahok vs Risma (sumber radarpolitikdotcom) |
Simpulan?
Menurut saya pribadi, kalau nanti Risma maju menjadi calon Gubernur DKI, maka siapapun yang menang antara Ahok vs risma adalah win-win untuk warga Jakarta. Tapi kalau saja suara saya ini bisa dianggap penting, saya ingin sekali bilang ke Bu Risma bahwa Indonesia bukan hanya Jakarta. Sebenarnya akan lebih bagus kalau para pemimpin luar biasa ini dikirim ke wilayah seperti NTT dan daerah miskin lainnya.
0 komentar:
Posting Komentar