Petugas yang Pungli Di Kota Tua akan DIPECAT . UPK Kota Tua : Foto Prewedding GRATIS


DPO.Jakarta - Prosedur berfoto pranikah (prewedding) di Kota Tua Jakarta kini disorot. Ada seniman film Joko Anwar yang mengeluhkan soal keharusan melapor sebelum masyarakat berfoto pranikah saat mendapati pasangan yang melakukan foto prewedding kena tegur petugas.

Pengelola Kota Tua menegaskan, warga yang melakukan foto prewedding mesti izin namun tidak ada biaya yang ditarik untuk itu. Bila ada petugas yang melakukan pungutan liar (pungli) maka petugas itu akan dipecat.

"Kalau ada petugas kami yang meminta sesuatu, kami akan pecat kalau memang terbukti," kata Kepala Unit Pengelola Kawasan (UPK) Kota Tua Jakarta Novriadi S Husodo kepada detikcom, Minggu (18/9/2016).

Malahan, ujarnya, sudah ada empat orang yang dipecat gara-gara melakukan pungli di kawasan Kota Tua. Maka bisa dipastikan kalau ada pungutan di Kota Tua untuk foto pranikah, maka itu adalah pungutan liar. Soalnya, foto itu gratis asal sudah melapor ke posko Tourisst Information Center (TIC).

"Tidak ada maksud kami mempersulit, meminta bayaran saat pelaporan itu. Bila ada aktivitas prewedding atau rombongan yang datang melapor, itu tidak dipungut biaya," kata Novriadi.

(Baca juga: Sutradara Joko Anwar Sorot Kota Tua: Ada Petugas Cegah Foto Prewedding)

Pendataan itu perlu, kata dia, gunanya adalah untuk mencatat aktivitas di Kota Tua supaya bisa tetap terkendali dan nyaman dikunjungi. Perizinan kegiatan juga harus jelas, bila melibatkan banyak orang maka harus ada izin keramaian yang dipegang. Bila kegiatannya berbau komersial, maka akan ada izinnya secara khusus yang harus diurus di kecamatan setempat.

"Karena memang sebagian ada yang melakukan foto-foto tapi ternyata untuk komersialisasi, foto-foto iklan," kata Novriadi.

Kegiatan politik juga tidak boleh dilakukan. Soalnya wisatawan tidak boleh menjadi khawatir terhadap keamanannya saat berada di Kota Tua.

Kembali ke peristiwa yang membuat Joko Anwar mencuit di Twitter, memang Novriadi mengakui bahwa itu benar-benar terjadi. Joko juga mempersepsikan Kota Tua tak mengizinkan pengguanaan tripod.

"Kalau saya salah, saya akan jujur mengakui salah, pastilah akan ada perbaikan. Mungkin penyampaian petugas kami yang salah atau bisa juga pengunjung yang salah menangkap," kata Novriadi.

Menurut Novriadi, bisa jadi pemahaman Joko disebabkan petugas lapangan yang kurang jernih menyampaikan aturan yang sebenarnya, yakni penggunaan tripod harus hati-hati agar tak merusak lampu di lantai Taman Fatahillah Kota Tua.


"Tripod ukuran besar, lampu taman (di lantai) bisa pecah. Tujuannya adalah pengamanan aset," kata Novriadi.

0 komentar:

Posting Komentar

Scroll to top