Pengertian Open-Source Software
Dalam satu pengertian tertentu, pengembangan open-source dapat dikatakan sebagai perluasan dari pengujian beta ( beta-testing) namun pendekatan ini mengizinkan para "penguji beta" untuk memodifikasi software yang bersangkutan dan melaporkan modifikasi-modifikasi tersebut ketimbang hanya melaporkan permasalahan-permasalahan yang dijumpai sebagaimana layaknya dalam pengujian beta tradisional.
Proses keseluruhannya adalah sebagai berikut:
Sang penulis aslinya menuliskan sebuah versi awal dari software tersebut ( biasanya untuk memenuhi kebutuhannya sendiri ) dan mempublikasikan source kode ( kode sumber ) beserta dokumentasinya di internet. setelah itu source kode tersebut dapat diambil dan digunakan oleh para pengguna lain. karena pengguna lain ini memiliki kode sumber dan dokumentasinya, mereka dapat memodifikasi atau menyempurnakan software tersebut untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka sendiri atau memperbaiki kesalahan-kesalahan yang mereka temui. Mereka melaporkan perubahan-perubahan ini kepada penulis aslinya, yang akan menyertakan laporan-laporan tersebut kedalam versi software yang telah di publikasikan sebelumnya. Versi yang diperluas ini dengan demikian dapat diakses untuk modifikasi-modifikasi selanjutnya. Dalam prakteknya, sangatlah mungkin bagi sebuah paket software untuk mengalami perkembangan sebanyak beberapa ekstensi ( versi ) hanya dalam waktu satu minggu.
Karena para peserta proyek-proyek pengembangan open-source tidak memiliki organisasi yang jelas dan tidak mendapat keuntungan finansial, seorang boleh jadi berpendapat bahwa mereka tidak akan memiliki komitmen yang cukup guna menghasilkan sistem-sistem software besar berkualitas tinggi. namun, asumsi ini telah terbukti salah. Sistem operasi ( OS ) Linux, yang dikenal sebagai salah satu sistem operasi paling handal saat ini, adalah sebuah contoh yang baik. bakan Linus Torvald, pencipta asli Linux, dapat dipandang sebagai bapak pengembangan open-source karena melalui metodologi inilah ia melaksanakan pengembangan awal Linux.
Permasalah Seputar Open-Source Software
Salah satu masalah yang menghambat pengembangan open-source untuk menjadi sebuah metodologi pengembangan yang lebih populer adalah sulitnya sebuah entitas menguasai kepemilikan atas sebuah produk akhir yang dihasilkan. Memang, melaksanakan pengembangan open- ource sama artinya dengan membawa pengembangan tersebut ke domain publik.
Permasalahan lainnya adalah telah terbukti sulit bagi para manajer yang terdidik dalam paradigma komunitas bisnis untuk menerima gaya " lepas tangan" yang memang diperlukan untuk menjamin kesuksesan pengembangan open-source. Pengembangan open-source nampaknya bergantung kepada lingkungan yang tek terikat aturan, dimana antusiasme individu dapat tumbuh subur melalui pengungkapan kreativitas dan perasaan akan pencapaian dan kebanggaan. Namun para manajer memperlihatkan kecendrungan untuk menerapkan suatu bentuk kontrol yang dapat memadamkan antusisme tersebut. Sebagai contoh, seorang manajer mungkin berkeinginan untuk merahasiakan bagian-bagian tertentu sistem software agar dapat mempertahankan kepemilikan, namun pengembangan open-source mengandalkan ketersediaan sistem-sistem software lengkap yang dapat di download, digunakan, dan akhirnya di modifikasi oleh setiap individu untuk di sesuaikan dengan kebutuhannya sendiri.
Dalam kasus lain, seorang manajer mungkin berkeinginan untuk menunda versi terbaru software untuk menghindari terungkapnya kesalahan-kesalahan yang memalukan padahal, pada kenyataannya, pengungkapan kesalahan-kesalahan semacam itulah yang dapat memuaskan dahaga para kontributor pengembangan open-source.
( J. Glenn Brookshear - Computer Science Suatu Pengantar )
Dalam satu pengertian tertentu, pengembangan open-source dapat dikatakan sebagai perluasan dari pengujian beta ( beta-testing) namun pendekatan ini mengizinkan para "penguji beta" untuk memodifikasi software yang bersangkutan dan melaporkan modifikasi-modifikasi tersebut ketimbang hanya melaporkan permasalahan-permasalahan yang dijumpai sebagaimana layaknya dalam pengujian beta tradisional.
Proses keseluruhannya adalah sebagai berikut:
Sang penulis aslinya menuliskan sebuah versi awal dari software tersebut ( biasanya untuk memenuhi kebutuhannya sendiri ) dan mempublikasikan source kode ( kode sumber ) beserta dokumentasinya di internet. setelah itu source kode tersebut dapat diambil dan digunakan oleh para pengguna lain. karena pengguna lain ini memiliki kode sumber dan dokumentasinya, mereka dapat memodifikasi atau menyempurnakan software tersebut untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka sendiri atau memperbaiki kesalahan-kesalahan yang mereka temui. Mereka melaporkan perubahan-perubahan ini kepada penulis aslinya, yang akan menyertakan laporan-laporan tersebut kedalam versi software yang telah di publikasikan sebelumnya. Versi yang diperluas ini dengan demikian dapat diakses untuk modifikasi-modifikasi selanjutnya. Dalam prakteknya, sangatlah mungkin bagi sebuah paket software untuk mengalami perkembangan sebanyak beberapa ekstensi ( versi ) hanya dalam waktu satu minggu.
Karena para peserta proyek-proyek pengembangan open-source tidak memiliki organisasi yang jelas dan tidak mendapat keuntungan finansial, seorang boleh jadi berpendapat bahwa mereka tidak akan memiliki komitmen yang cukup guna menghasilkan sistem-sistem software besar berkualitas tinggi. namun, asumsi ini telah terbukti salah. Sistem operasi ( OS ) Linux, yang dikenal sebagai salah satu sistem operasi paling handal saat ini, adalah sebuah contoh yang baik. bakan Linus Torvald, pencipta asli Linux, dapat dipandang sebagai bapak pengembangan open-source karena melalui metodologi inilah ia melaksanakan pengembangan awal Linux.
Permasalah Seputar Open-Source Software
Salah satu masalah yang menghambat pengembangan open-source untuk menjadi sebuah metodologi pengembangan yang lebih populer adalah sulitnya sebuah entitas menguasai kepemilikan atas sebuah produk akhir yang dihasilkan. Memang, melaksanakan pengembangan open- ource sama artinya dengan membawa pengembangan tersebut ke domain publik.
Permasalahan lainnya adalah telah terbukti sulit bagi para manajer yang terdidik dalam paradigma komunitas bisnis untuk menerima gaya " lepas tangan" yang memang diperlukan untuk menjamin kesuksesan pengembangan open-source. Pengembangan open-source nampaknya bergantung kepada lingkungan yang tek terikat aturan, dimana antusiasme individu dapat tumbuh subur melalui pengungkapan kreativitas dan perasaan akan pencapaian dan kebanggaan. Namun para manajer memperlihatkan kecendrungan untuk menerapkan suatu bentuk kontrol yang dapat memadamkan antusisme tersebut. Sebagai contoh, seorang manajer mungkin berkeinginan untuk merahasiakan bagian-bagian tertentu sistem software agar dapat mempertahankan kepemilikan, namun pengembangan open-source mengandalkan ketersediaan sistem-sistem software lengkap yang dapat di download, digunakan, dan akhirnya di modifikasi oleh setiap individu untuk di sesuaikan dengan kebutuhannya sendiri.
Dalam kasus lain, seorang manajer mungkin berkeinginan untuk menunda versi terbaru software untuk menghindari terungkapnya kesalahan-kesalahan yang memalukan padahal, pada kenyataannya, pengungkapan kesalahan-kesalahan semacam itulah yang dapat memuaskan dahaga para kontributor pengembangan open-source.
( J. Glenn Brookshear - Computer Science Suatu Pengantar )
0 komentar:
Posting Komentar