Kisah Menyentuh Pengguna Sabu Dukung Perang Narkoba Duterte



RAKSASABERITA  -  Francisco Maneja, 27, pria pengguna methamphetamine kristal atau sabu-sabu ditembak empat kali oleh polisi dan berbaring dalam genangan darah di jalan gelap di Manila. Meski nyaris tewas, pengguna sabu-sabu ini mendukung perang narkoba yang dikobarkan Presiden Filipina Rodrigo Duterte.

Francisco Maneja dikira sudah tewas setelah berbaring penuh darah selama lebih dari satu jam sebelum jurnalis foto tiba di lokasi kejadian dan melihatnya mengangkat tangan sambil berteriak “tolong saya”.

Dia mendukung perang narkoba yang diluncurkan Duterte, karena merasa disadarkan dengan tembakan yang nyaris merenggut nyawanya. Maneja merasa “bangkit dari kematian” setelah kejadian itu.



Sekarang, dia berada di tahanan penuh sesak bersama para tersangka narkoba lain di kantor polisi Manila. Sambil mengangkat tangannya yang diperban, ayah dua anak ini menceritakan kisah menyentuh hati di balik dukungannya dalam perang narkoba di Filipina.

”Hormat kami, saya mendukung presiden saya soal apa yang dia lakukan. Saya telah bangkit dari kematian. Ini pelajaran yang saya pelajari,” kata Maneja.

Sejak perang narkoba diluncurkan Duterte tiga bulan terakhir, korban tewas baik pengguna maupun gembong narkoba dilaporkan sudah mencapai lebih dari 3.500 orang. Mayoritas korban tewas bukan di tangan polisi, tapi oleh pembunuh tak dikenal yang mendukung perang narkoba di Filipina. Perang narkoba yang menewaskan ribuan orang itu telah dikritik pihak Gereja Katolik, PBB, Uni Eropa dan Amerika Serikat.

Artikel blog viral Lainnya :

0 komentar:

Posting Komentar

Scroll to top