BeritaIndo24 - Dikenal sebagai flakka atau 'obat zombie', obat yang kini telah menyebar di beberapa negara besar telah memicu kerusuhan di kalangan kehidupan masyarakat dimana obat itu beredar.
Seperti yang ditampilkan dari video yang dibagikan oleh pengguna media sosial, obat ini dapat membuat pencandunya memberi respon agresif yang luar biasa.
Kebanyakan pecandu akan meronta, menjerit, malah melukai diri sendiri ketika obat ini 'merasuk' dan mempengaruhi mereka.
Seperti yang ditampilkan dari video yang dibagikan oleh pengguna media sosial, obat ini dapat membuat pencandunya memberi respon agresif yang luar biasa.
Kebanyakan pecandu akan meronta, menjerit, malah melukai diri sendiri ketika obat ini 'merasuk' dan mempengaruhi mereka.
Pecandu narkoba zombie ini juga memiliki kecenderungan untuk melukai orang di sekelilingnya. Kebanyakan dari mereka akan kehilangan kontrol dan menyerang orang yang terdekat dengannya.
Menurut pandangan Ahli Epidemiologi dan Penyalahgunaan Narkoba di Nova Southeastern University, Fort Lauderdale, Florida, Jim Hall, obat sintetis ini telah dilarang sejak 2012 karena dosisnya yang terlalu susah untuk dikendalikan dan ditentukan.
"Terlalu susah untuk menentukan dosis obat flakka yang nyata. Hanya dengan sedikit perbedaan dalam dosis yang menentukan apakah pengguna narkoba ini sebatas berhalusinasi atau mati," ujarnya.
Ia juga mengatakan, jka pengguna mengambil dosis berlebihan dari yang sebenarnya. "Pengguna narkoba jenis ini hilang kontrol dan berubah menjadi agresif.
Menurutnya lagi, suhu tubuh pengguna atau pecandu narkobaflakka ini akan meningkat menjadi 105 derajat celsius, selain itu menyebabkan mereka mengalami paranoia yang parah.
Efek pada pecandu narkoba jenis flakka ini tidak akan hilang dan biasanya akan melekat, biarpun pengguna tidak lagi mengonsumsi obat tersebut.
Penggunaan obat ini secara terus menerus akan menyebabkan kerusakan parah pada ginjal dan otot. Cerita tentang flakka mulai banyak terdengar. Seorang pria di Florida Selatan merusak pintu penahan badai dan setelahnya mengakui ia dalam pengaruh flakka.
Seorang perempuan di Melbourne, Florida, berlari di tengah jalan dan berteriak bahwa ia adalah setan, saat dalam pengaruh flakka. Pihak berwenang di Florida memperingatkan semua orang tentang bahaya obat ini.
Si cantik yang merusak
flakka, berasal dari kata Spanyol yang berarti seorang wanita cantik (la flaca), mengandung senyawa kimia yang disebut MDPV, bahan utama pembuat bath salts atau garam mandi. Senyawa kimia ini menstimulasi bagian otak yang mengatur mood, hormon dopamin, dan serotonin.
“Efek ini akan membanjiri otak,” kata Hall. Kokain dan methamphetamine memiliki cara kerja yang sama di otak. Namun, senyawa kimia pada flakka meninggalkan efek yang lebih tahan lama.
Meski efek seperti sakau yang ditimbulkan flakka hanya berlangsung beberapa jam, hal tersebut bisa terjadi secara permanen pada otak. Tidak hanya tinggal di otak, obat ini, kata Hall, juga menghancurkan otak.
flakka akan berkeliaran di otak lebih lama dari kokain, begitu pun tingkat kerusakan otak, yang akan jauh lebih besar.
Hal penting lainnya yang harus diwaspadai, flakka berpotensi menyebabkan efek samping lain yang tak kalah serius pada kesehatan ginjal.
flakka juga dapat menyebabkan otot-otot pecah, sebagai akibat dari hipertermia. Para ahli khawatir bahwa para pengguna flakka yang overdosis mungkin akan menjalani dialisis sepanjang sisa hidup mereka.
"Penjual flakka memilih orang-orang berusia muda dan miskin untuk menjadi target mereka, bahkan meminta tunawisma sebagai pengedar," kata Hall.
Meskipun Drug Enforcement Administration telah melarang peredaran flakka, pembuat obat masih dapat menemukan celahnya.
"Mereka bisa menuliskan 'tidak untuk konsumsi manusia' pada label obat," kata Lucas Watterson, seorang peneliti pascadoktoral di Pusat Penelitian Penyalahgunaan Zat di Temple University School of Medicine.
Mungkin akan memakan waktu beberapa tahun, ujarnya, untuk mendapatkan data yang diperlukan agar lembaga federal bisa mengeluarkan larangan resmi pada peredaran flakka.
"Masalahnya adalah, ketika salah satu obat ini dilarang atau ilegal, produsen obat merespons dengan memproduksi sejumlah alternatif yang berbeda," kata Watterson.
0 komentar:
Posting Komentar