WAJIB KALIAN KETAHUI!!! Inilah 7 Alasan Bahaya Menonton Sinetron Uttaran Bagi Anak Dibawah Umur!!



Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.
CelotehanAkhwat - Selamat Datang di Catangsatu.blogspot Berbagi Data dan Berita Seputar Dunia Pendidikan.
Pada postingan kali ini admin akan berbagi mengenai artikel Inilah 7 Alasan Bahaya Menonton Sinetron Uttaran Bagi Anak Dibawah Umur.

==Selamat Membaca==

Sinetron India yang kini jadi ‘virus’ untuk masyarakat Indonesia, ternyata banyak membawa dampak pada orangtua serta anak.

Belum lama ini, lurah Faniear Nanda Doda yang berdinas di kelurahan Dembe Jaya, Kecamatan Kota Utara, Kota Gorontalo mengeluarkan maklumat, agar pegawainya tak menonton sinetron India disaat jam kerja.

Dalam situs muslimahzone. com merincikan kalau sinetron India Uttaran yang disiarkan di ANTV memberikan efek negatif untuk mindset anak. Berikut ulasan muslimahzone. com itu soal bahaya Uttara untuk anak.

Kata bahaya dalam judul tak pake sinyal kutip, karena memang terang serta dapat dipastikan untuk mendapatkan perhatian serius.

Bahwa ada pendidikan moral yang keliru serta salah kaprah, bahkan dapat tertanam di mindset bernuansa negatif untuk para penggemarnya.

Mungkin untuk tingkatan orangtua yang menonton, dapat melihat dan menilainya dari berbagai pojok pandang sosial, namun akan lain lagi bila untuk para ABG yg masih labil!

Berawal dari kesukaan anak perempuan saya (fans film India), tiap-tiap pulang sekolah langsung standy by selama 2, 5 jam (senin-jumat) serta 3 jam (sabtu-minggu). Bayangkan penayangan yang begitu lamanya, setiap hari tidak ada jeda saat yang terlewati.

Sehingga saya penasaran, seperti apakah film itu? serta akhirnya saya ikut mendampingi beberapa episode, serta kalau tak nonton jadi anak menceritakan seperti apa jalan ceritanya. Serta atas apa yang saya saksikan, sungguh satu tayangan yang miris.

Berikut sedikit Kesimpulannya :

1. Pada awal tayang menceritakan cerita tentang anak mungil dari kampung (icha kecil) dengan berbagai alur ceritanya. Mungkin dapat disebut itu cocok untuk ditonton anak sewaktu pulang sekolah. Bahkan Icha kecil memiliki impian ingin jadi orang besar, namun tiba-tiba jalan narasi demikian mudah dibalikan jadi cerita mengenai Icha dewasa. lantas apa segi negatifnya? Bila diliat lanjutannya, Icha cuma penuh kerumitan mengenai cinta segitiganya. Lalu yang di cita-citakannya cuma dikira angin lantas, yang mana efeknya : pemirsa tingkat anak/remaja yg labil, mungkin “mengikuti” bagaimana tokoh utama yang saat gampang melepas hari esok cuma untuk hasrat semu?
2. Icha kecil merupakan gadis penurut serta pandai, namun sewaktu dewasa jadi gadis yang “ditokohkan” alim namun keras kepala. Ibunya yang demikian baik seringkali ditentang serta dibantah, dan bapak angkatnya yang demikian bijaksana juga sering kali tidak dikira (bahkan dibohongi dari belakang dalam cerita pernikahan palsunya). lepas dari apa pun maksud serta maksud seorang anak, tetap harus orangtua ingin yg terbaik untuk saat depannya. Selain itu, satu kekeliruan (dosa besar) apabila menentang orang-tua yang membesarkan dengan sulit payah, lantas cuma untuk cinta keluarga dilawan! Bahkan juga, ibunya sekian kali mesti tunduk atas “permintaan bodoh” anaknya, bila tak dituruti memberi ancaman bakal kabur.
Dampaknya : pemirsa anak/remaja mungkin ikuti langkah seperti itu, lantaran dikira langkah bagus untuk wujudkan hasrat/hasrat.
3. Tokoh Tapasya (anak dari ayah angkatnya), berencana pembunuhan untuk Icha dengan memakai bekas pacarnya. Pikirkan saja, untuk perasaan yang terlalu berlebih hingga menghalakan semua langkah walaupun mesti menyingkirkan nyawa saudara angkatnya? Satu peringatan keras atas apa yang
disiarkan film serial itu. Dampaknya : mungkin anak/remaja yang melihat memiliki respon, kalau membunuh adalah langkah paling baik menyelesaikan dendam/cemburu/sakit hati/atau hal negatif yang lain.
4. Tokoh Icha yang saat menyayangi saudarinya Tapasha (walaupun bertepuk sebelah tangan), begitu mudah menurut serta taat, dijodohkan dengan pemabuk manggut-manggut saja walau ibunya menentang (namun gagal), lalu detik-detik bakal dinikahkan dengan pria idamannya, jadi ingin juga digantikan oleh Tapsya padahal ibunya memohon bertekuk lutut janganlah dilakukan. Lalu yang paling baru dijodohkan dengan pecandu narkoba juga ingin, walau sebenarnya ibunya bersedih karena tak sepakat (ntah apa kelanjutannya). Yang bikin bingung yaitu, Icha sebagai gadis baik namun ibu sendiri (walau seorang pembantu) tak dihargai serta dihormati sekalipun? dampaknya : anak/remaja yang melihat mungkin memikirkan kalau, toh gadis baik-baik juga membenarkan untuk melawan ibu kandungnya? Tidakkah dalam ajaran agama manapun, seorang ibu begitu tinggi kedudukannya!
5. Tokoh Icha sering kali membohongi serta menutupi semua peristiwa dari orangtuanya, padahal yang terserang dampaknya adalah semuanya keluarga. Yang kita kenali dalam dunia kenyataan, anak yang yg betul-betul baik serta alim, selalu mengutamakan kejujuran walaupun sepahit apa pun, dan senantiasa terbuka atas semua masalah pada kepada orang-tua. Efeknya : anak/remaja yang melihat dapat berasumsi kalau, bohong serta tertutup adalah sikap yang pas dalam melakukan kehidupan!
6. Tokoh Tapasya coba bunuh diri dengan berusaha memotong urat nadi, lantaran ada keinginan yg tidak dapat didapatkannya yakni cinta seseorang lelaki. serta tokoh Frans coba bunuh diri dengan meloncat dari atas rumah, alasannya juga sama karena cemas gagal mendapatkan cinta seseorang wanita. Efeknya : Usaha bunuh diri dapat dikira sebagai jalan keluar tepat menghimpit orang-tua, lantaran dalam film uttaran memperlihatkan “keberhasilan” lewat cara seperti demikian
7. Film serial Uttaran tak mendapatkan label khusus 17 tahun keatas, atau mendapatkan peringatan harus didampingi orangtua. walau sebenarnya bila dikaji dalam film itu, yang namanya label bukan untuk sebatas adegan bersifat seksual semata (sensor dada), namun tentang prilaku kekerasan (pembunuhan, mabuk2an, narkoba) serta pendidikan moral yang salah juga mesti diperhatikan! Apalagi Uttaran berawal untuk anak-anak lalu meloncat jadi tayangan film dewasa..

Dari apa yang saya sampaikan di atas, jadi saya dengan cara pribadi segera menyuruh anak tak akan menonton film itu. Lalu memberikan tuntunan untuk meluruskan apa saja yang salah selama penayangan, hingga jangan sampai mempengaruhi pola pikirnya! Terlebih namanya anak/remaja memiliki daya ingat kuat, dalam menyerap apa pun yang di lihat dan didengarnya..

Sungguh peran penting orangtua dalam memantau apa yang dilakukan/dikerjakan anak, mestinya jadi prioritas paling utama dalam pendidikan di rumah. Karena tayangan tv dan internet telah semakin susah dipantau oleh pihak-pihak terkait, apalagi pihak pengelola siaran mengutamakan usaha serta rating, namun kerap sekali mengesampingkan dampak negatif dari apa yang ditampilkan. —

NOTE : Pihak sensor yang paling terbaik untuk anak, tidaklah Menkominfo serta ataupun media. Tetapi kita sebagai orangtua, yang wajib serta ekstra ketat dalam menjaga mata serta telinga anak dari semua sesuatu yang ditontonnya.. salam kompasianer.
sumber : semuasehatcom

Terimakasih anda sudah berkunjung dan sekaligus membaca berita yang dibagi oleh catangsatu.blogspot. Sedikit banyak semoga berita ini menjadi manfaat.
Semoga kabar baik senantiasa selalu terlimpah kepada pembaca.

Demi meningkatkan pelayanan berbagi data dan berita admin catangsatu.blogspot memohon saran, kritik, dan komentar dari anda. Berilah admin saran, kritik, dan komentar layaknya sebagai seorang sahabat bukan sebagai orang yang ingin dimusuhi.

sumber : catangsatu

Artikel blog viral Lainnya :

0 komentar:

Posting Komentar

Scroll to top