"Ketika Saya Berhijrah"
Kisah tobatnya seorang penganut paham Salafi Wahabi yang menemukan Islam yang sesungguhnya dari orang yang di anggapnya sesat dan ahli bid'ah. Kesejukan dan kerendahan hati di manapun pasti akan mengalahkan kesombongan dan kerasnya hati siapapun, termasuk saudara kita ini.
mari di simak ceritanya
Bismillaahirrahmaanirrahiim...
Waktu itu saya pernah menjadi salafi, saya begitu rajin mengikuti dauroh. Dihari pertama saya ikut bergabung acara dauroh tepatnya di masjid Purwokerto (saya lupa nama masjidnya) dengan tema tentang bid.ah. kemudian saya pindah ke Cilacap, dan ternyata disini pun ada jamaah salafi, kami biasa melakukan dauroh di Masjid Agung Cilacap. Sama hal nya ketika di Purwokerto tema dari dauroh pun membahas tentang bid.ah
Semakin lama menjalani agama bersama salafi, ada hal yg membuat hati ini resah, gelisah.
Waktu itu saya merasa sangat suci, paling alim, berpakaian paling syar'i. Sehingga dihadapan orang-orang NU saya merasa mereka telah sesat. Jauh dari sunnah.
Saya bersikap lembut terhadap orang yang mau diajak bergabung dengan jamaah salafi, namun ketika ajakanku ditolak, dalam hati saya merasa jengkel dan benci.
Suatu hari saya bertemu seseorang berpakaian kaos biasa, memakai celana panjang. Rupanya beliau seorang petani. Namun tidak ku sangka, dari penampilannya yg biasa-biasa saja, ternyata dialah orang yg paling banyak bersedekah dikampung halaman rumah saya tepatnya desa LOMANIS Kecamatan Cilacap tengah. Setiap musim panen, beliau selalu membagikan hasil panen nya kepada para fakir miskin, para janda miskin.
Saya penasaran terhadap beliau dan akhirnya saya tanya ke tetangga "siapa dia sebenarnya?" Tanyaku. "Dia adalah Kyai Haji Muhammad Toif, dia imam Masjid Al Fattah." Jawab tetanggaku.
Saya sangat terkejut, tanpa aku sadari selama menjadi jamaah salafi, sikap saya sangat jauh dari toleransi, jauh dari rasa menghormati. Merasa diri yg paling benar.
Namun sikap KH. Muhammad Toif berbeda, ulama dari kalangan NU itu walaupun hebat dalam hal agama, tapi tidak menunjukan sifat pamer, dia sangat sederhana juga dermawan, tidak sombong dan congak. Sangat menghargai golongan-golongan lain.
Saudaraku salafi. .coba tanya diri kalian, apakah engkau juga merasakan kesombongan sepertiku saat menjadi jamaah salafi ? Coba jawab dengan jujur.
Apakah engkau merasa paling benar ?
Apa engkau merasa golongan lain khususnya NU itu telah sesat ?
Apa engkau merasa paling syar'i ?
Ingatlah, sikap sperti itu justru sangat jauh dari sunnah. Bukankah nabi adalah orang yang berakhlak mulia ? Kenapa tidak kalian tiru akhlak beliau ? Malah justru perbedaan yang engkau utamakan. .
Untuk itu maafkan aku, aku memtuskan untuk keluar dari jamaah salafi. Mudah-mudahan kalian mendapat hidayah dari Allah sehingga berhenti menyalahkan amalan-amalan umat muslim lainya. Dan berhenti mempunyai sifat sombong.
Amin...
Sumber ( Link )
Kisah tobatnya Salafi yang lain :
Jika Hati Nurani Seorang Salafi Yang Berbicara, Begini jadinya
Artikel lainnya:
Zat Allah Berada Dibalik Rasa " Dekat Tak Berjarak Jauh Tak Berperantara "
Kisah tobatnya seorang penganut paham Salafi Wahabi yang menemukan Islam yang sesungguhnya dari orang yang di anggapnya sesat dan ahli bid'ah. Kesejukan dan kerendahan hati di manapun pasti akan mengalahkan kesombongan dan kerasnya hati siapapun, termasuk saudara kita ini.
mari di simak ceritanya
Bismillaahirrahmaanirrahiim...
Waktu itu saya pernah menjadi salafi, saya begitu rajin mengikuti dauroh. Dihari pertama saya ikut bergabung acara dauroh tepatnya di masjid Purwokerto (saya lupa nama masjidnya) dengan tema tentang bid.ah. kemudian saya pindah ke Cilacap, dan ternyata disini pun ada jamaah salafi, kami biasa melakukan dauroh di Masjid Agung Cilacap. Sama hal nya ketika di Purwokerto tema dari dauroh pun membahas tentang bid.ah
Semakin lama menjalani agama bersama salafi, ada hal yg membuat hati ini resah, gelisah.
Waktu itu saya merasa sangat suci, paling alim, berpakaian paling syar'i. Sehingga dihadapan orang-orang NU saya merasa mereka telah sesat. Jauh dari sunnah.
Saya bersikap lembut terhadap orang yang mau diajak bergabung dengan jamaah salafi, namun ketika ajakanku ditolak, dalam hati saya merasa jengkel dan benci.
Suatu hari saya bertemu seseorang berpakaian kaos biasa, memakai celana panjang. Rupanya beliau seorang petani. Namun tidak ku sangka, dari penampilannya yg biasa-biasa saja, ternyata dialah orang yg paling banyak bersedekah dikampung halaman rumah saya tepatnya desa LOMANIS Kecamatan Cilacap tengah. Setiap musim panen, beliau selalu membagikan hasil panen nya kepada para fakir miskin, para janda miskin.
Saya penasaran terhadap beliau dan akhirnya saya tanya ke tetangga "siapa dia sebenarnya?" Tanyaku. "Dia adalah Kyai Haji Muhammad Toif, dia imam Masjid Al Fattah." Jawab tetanggaku.
Saya sangat terkejut, tanpa aku sadari selama menjadi jamaah salafi, sikap saya sangat jauh dari toleransi, jauh dari rasa menghormati. Merasa diri yg paling benar.
Namun sikap KH. Muhammad Toif berbeda, ulama dari kalangan NU itu walaupun hebat dalam hal agama, tapi tidak menunjukan sifat pamer, dia sangat sederhana juga dermawan, tidak sombong dan congak. Sangat menghargai golongan-golongan lain.
Saudaraku salafi. .coba tanya diri kalian, apakah engkau juga merasakan kesombongan sepertiku saat menjadi jamaah salafi ? Coba jawab dengan jujur.
Apakah engkau merasa paling benar ?
Apa engkau merasa golongan lain khususnya NU itu telah sesat ?
Apa engkau merasa paling syar'i ?
Ingatlah, sikap sperti itu justru sangat jauh dari sunnah. Bukankah nabi adalah orang yang berakhlak mulia ? Kenapa tidak kalian tiru akhlak beliau ? Malah justru perbedaan yang engkau utamakan. .
Untuk itu maafkan aku, aku memtuskan untuk keluar dari jamaah salafi. Mudah-mudahan kalian mendapat hidayah dari Allah sehingga berhenti menyalahkan amalan-amalan umat muslim lainya. Dan berhenti mempunyai sifat sombong.
Amin...
Sumber ( Link )
Kisah tobatnya Salafi yang lain :
Jika Hati Nurani Seorang Salafi Yang Berbicara, Begini jadinya
Artikel lainnya:
Zat Allah Berada Dibalik Rasa " Dekat Tak Berjarak Jauh Tak Berperantara "
0 komentar:
Posting Komentar