Wali Allah Yang Diajak Berdialog Langsung Oleh Allah

Ilham Para Wali


wali Allah yang diajak berbicara berdialog


Wali Allah adalah hamba yang memilki kedudukan atau derajat tinggi di sisi Allah, seperti yang digambarkan oleh Alquran
 " Ingatlah, Sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa. Bagi mereka berita gembira di dalam kehidupan di dunia dan (dalam kehidupan} di akhirat. tidak ada perobahan bagi kalimat-kalimat (janji-janji) Allah. yang demikian itu adalah kemenangan yang besar ". ( Q.S. Yunus : 62 – 64).

Para Wali Allah selalu ada di bumi sepanjang masa, mereka adalah orang-orang yang hati dan jiwanya telah bersih dari pengaruh ego dan hawa nafsunya, sehingga dengan kebersihan dan kebeningan hati mereka sangguplah ruh mereka berdekatan dengan Allah. Dinding tebal yang memisahkannya dengan Tuhannya telah roboh oleh keistiqomahan mereka dalam mendekatkan diri kepada Allah. Merekalah orang-orang yang telah di karuniai anugrah " memandang " Allah,  "berdialog " secara langsung dengan Allah, diajak " berbicara " oleh Allah. Seluruh rahasia Ilahi telah terkumpul dalam hati mereka, di karenakan kedekatannya dengan Tuhan, dan hidup mereka di penuhi dengan karomah ( kemuliaan )

Diantara para wali ada yang diajak " berbicara " oleh Allah, dan pembicaraan mereka dengan Tuhan itu ada yang bersifat rahasia dan juga ada yang bisa di beritahukan atau di komsumsi oleh umum terutama oleh murid-murid mereka. " Berbicara " dengan Allah disini mermakna ilham. Ilham adalah suatu pengertian, pemahaman yang jatuh kedalam hati para Wali-Nya tanpa sebab belajar atau ikhtiar. Dan ilham tidaklah membawa sesuatu yang baru dalam syariat tetapi membawa pengertian yang baru dalam memahami dan menafsirkan ajaran syariat yang di sesuaikan dengan zaman atau masa di saat ilham itu di turunkan.

Di dunia sufi ada beberapa orang Wali yang mendapatkan karunia ilham yang berupa percakapan mereka dengan Allah. Percakapan tersebut di tulis dan dibukukan atau dibuatkan kitabnya sehingga bisa dipelajari oleh para pengikutnya. Percakapan dengan Allah adalah ilham atau karunia yang secara langsung di berikan oleh Allah di karenakan derajat mereka yang tinggi dan karena kasih sayang Allah yang melimpah kepada mereka. Dan bagaimanapun juga sebagus-bagus " ungkapan ilham  " para Wali tersebut tidaklah bisa untuk menandingi sebaris ayat dalam Al-Quran yang diturunkan kepada Rasulullah Muhammad SAW.

Diantara Para sufi yang di karuniai anugrah " berbicara ", " berdialog " dengan Allah adalah:


1. Sulthonul Auliya Syaikh Abdul Qadir Jailani

Beliau adalah pemimpin para Wali, pendiri tarekat Qodiriyah yang merupakan tarekat yang paling besar di dunia. Mengenai biografi beliau baca di

Biografi Shultonul Auliya Syaikh Abdul Qadir Jailani.

Ilham yang di terima oleh Syaikh Abdul Qadir Jailani telah termaktub dalam kitab beliau yang bernama RISALAH AL GHAUTSIYYAH

Diantara isnya adalah sebagai berikut :

Lalu Dia berkata kepadaku : “Wahai penolong agung! ( Panggilan kepada Syaikh Abdul Qadir Jailani ) Aku tidak pernah mewujudkan Diri-Ku dalam sesuatu sebagaimana perwujudanKu dalam diri manusia.”

Lalu aku bertanya : “Wahai Tuhanku, apakah Engkau memiliki tempat ?”, Maka Dia Berkata kepadaku : “Wahai penolong agung, Akulah Pencipta tempat, dan Aku tidak memiliki tempat.”

Lalu aku bertanya : “Wahai Tuhanku, apakah Engkau makan dan minum ?”, Maka Dia Berkata kepadaku : “Wahai penolong agung, makanan dan minuman kaum fakir adalah makanan dan minuman-Ku.”

Lalu aku berkata : “Wahai Tuhanku, dari apa Engkau ciptakan malaikat ?”. Dia Berkata kepadaku : “Aku Ciptakan malaikat dari cahaya manusia, dan Aku Ciptakan manusia dari cahaya-Ku.”

Lalu Dia Berkata kepadaku : “Wahai penolong agung, Aku Jadikan manusia sebagai kendaraan-Ku, dan Aku jadikan seluruh isi alam sebagai kendaraan baginya.”

Lalu Dia Berkata kepadaku : “Wahai penolong agung, betapa indahnya Aku sebagai Pencari ! Betapa indahnya manusia sebagai yang dicari ! Betapa indahnya manusia sebagai pengendara, dan betapa indahnya alam sebagai kendaraan baginya.”

Lalu Dia Berkata kepadaku : “Wahai penolong agung, manusia adalah rahasia-Ku dan Aku adalah Rahasianya. Jika manusia menyadari kedudukannya di sisi-Ku, maka ia akan berucap pada setiap hembusan nafasnya, ‘milik siapakah kekuasaan pada hari ini ?’.”


2. Syaikh Abdul Jabbar An-Nifari

Kitab beliau yang berisi percakapan atau ilham yang diterimanya adalah Almawaqif al mukhthabat Kitab tersebut telah di bukukan ke dalam bahasa Indonesia dengan judul " Melihat Allah " oleh Mustofa Mahmud.

Diantara isi kitab tersebut:

Allah berseru pada hamba-Nya,

“Hendaklah engkau bekerja tanpa melihat pekerjaan itu!. Hendaklah engkau bersedekah tanpa memandang sedekah itu!

Engkau melihat kepada amal perbuatanmu, walau baik sekalipun, tak layak bagi-KU untuk memandangnya. Maka janganlah engkau masuk kepada-KU besertanya!

Sesungguhnya, jika engkau mendatangi-KU berbekal amal perbuatanmu, maka akan AKU sambut dengan penagihan dan perhitungan. Jika engkau mendatangi-KU berbekal ilmu, maka akan AKU sambut dengan tuntutan! Dan jika engkau mendatangi-KU dengan ma’rifat, maka sambutan-KU adalah hujjah, padahal hujjah-KU pastilah tak terkalahkan.

Hendaklah engkau singkirkan ikhtiar (ikut mengatur dan menentukan kehendak-Nya untuk dirimu), pasti akan AKU singkirkan darimu tuntutan. Hendaklah engkau tanggalkan ilmumu, amalmu, ma’rifat-mu, sifatmu dan asma (nama) mu dan segala yang ada (ketika mendatangi-KU), supaya engkau bertemu dengan AKU seorang diri.
                                                           
Bila engkau menemui-KU, dan masih ada diantara AKU dan engkau salah satu dari hal-hal itu, —padahal AKU-lah yang menciptakan semua itu, dan telah AKU singkirkan semua itu darimu karena cinta-KU untuk mendekat kepadamu, sehingga janganlah membawa semua itu ketika mendatangi-KU—, jika masih saja engkau demikian, maka tiada lagi kebaikanmu yang tersisa darimu.

Kalau saja engkau mengetahui, ketika engkau memasuki-KU, pastilah engkau bahkan akan memisahkan diri dari para malaikat, sekalipun mereka semua saling bahu-membahu untuk membantumu, karena keraguanmu itu (bahwa ada penolongmu dihadapan-Nya selain-Nya), maka hendaklah jangan ada lagi penolong selain AKU.


3. Tuangku Syaikh Muhammad Ali Hanafiah Ar-Rabbani

Beliau adalah guru dan ulama sufi zaman ini, pendiri Tarekat Qodiriah Hanafiah, Saat ini dakwah beliau berpusat di Pondok Pesantren Tasawuf Rabbani Solok Sumatera Barat.

Biografi Tuangku Syaikh Muhammad Ali Hanafiah Ar-Rabbani.

Ilham sirr, Ilham Sirriyah atau kalam sirr adalah nama dari ilham-ilham  yang beliau terima yang berupa percakapan dan pengajaran langsung dari Allah. Ilham ini ada yang bersifat rahasia ( pribadi ) dan ada yang bersifat umum. Ilham Sirriyah inilah yang menjadi rujukan dalam pengajian tasawuf yang di adakan di Surau Suluk Rabbani Solok yang beliau dirikan. Ilham sirr telah di bukukan oleh Prof. DR. Ahmad Rahman, M.A dengan judul " Sastra Ilahi", " Menyapa Rasa Para Pencari Tuhan " dan " Inilah Aku " serta telah diterjemahkan dalam bahasa inggris dengan judul " Here I am ".

Diantara bunyi Ilham Sirr:

Wahai hamba-Ku:

Tiada kemustahilan yang berlaku bagimu, apabila akal dan pikiranmu bergaul dengan segala apa-apa yang telah kuletakan di hatimu, dan tiadalah berdinding ( berhijab ) diantara Aku denganmu kecuali dari semua yang tercipta dari kemauan akal dan egomu sendiri.

Wahai hamba-Ku:

Seburuk buruk pendusta adalah egomu, yang menyatakan kepemilikan akan punya-Ku didalam dirimu, dan tiada penipu yang lebih pandai daripada akalmu sendiri, yang menjadikan engkau buta dari segala sesuatu yang Ku-datangkan dan yang Ku-ambil dari dirimu

Wahai hamba-Ku:

Sesungguhnya Akulah diri yang tiada membutuhkan tempat untuk bertahta ( arasy ) bagi-Ku, dan bahwasanya sifat-Ku awal dari semua kekuasaan dan daripadanya tercipta segala kerajaan, maka tiada secuilpun dari genggaman-Ku tak terkecuali dirimu yang telah merajai dirinya sendiri

Wahai hamba-Ku:

Keberadaan Aku terlampau jauh untuk dikenal oleh egomu, kenyataan Aku teramat jauh bila disentuh oleh akalmu, dan tanda-tanda-Ku terlalu samar bagi penglihatanmu, kecuali bila engkau himpun dalam penghabisan, dan engkau sentuh Aku di dalam " rasa " yang habis daripada ianya merasa. niscaya " rasamu " Ku-ganti dengan cahaya yang akan membawamu kepada Zat-Ku


Artikel blog viral Lainnya :

0 komentar:

Posting Komentar

Scroll to top